قبل أن ينزل البلاء
Oleh:
Hasan Abdul Hayyi
كنت أحدِّث نفسي كثيرًا وأنا حبيس البلاء عن الصَّبر، وضرورتِه للعبد في كلِّ الأحوال والمقامات، وعن الصبر وشدَّتِه على النفس، والحِكْمة من تقديره شاقًّا على العباد.
ثم بعدَ حديثِ نفْسٍ طويل عن الصبر، ومع الصبر، وللصبر، أعود فأستغفر اللهَ مِن ضَعْف نفسي عن الصبر، وتقصيرها عن مقامه، وأسأله -تعالى- الصبر والسكينة.
وأَخْلُص مِن كلِّ هذا الحديث لحقيقة علمية واحدة، وهي ضرورة الاستعداد بالصَّبْر ليوم البلاء، فنحن جميعًا ندري – عِلميًّا – ما الصبر، وما أنواعه أو أقسامه، ومراتب الناس مع الصبر، و… لكننا نترك كلَّ هذا جانبًا في النهاية، وننتظر “الصبر” في القلوب، وعند مواطن المِحَن ليقول هو عن نفسه وفي نفوسنا ما شاء.
Dulu saat tertimpa musibah, saya sering kali menegaskan pada diri sendiri tentang kesabaran dan urgensinya bagi seorang hamba dalam setiap keadaan dan kondisi, tentang kesabaran dan sulitnya bagi jiwa manusia serta hikmah di balik kesulitan itu. Lalu setelah sekian lama memahamkannya pada diri sendiri tentang kesabaran, hidup bersama kesabaran dan bersiap untuk kesabaran, saya harus kembali memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas kelemahan jiwaku dalam bersabar dan kelalaianku dalam mengamalkannya, kemudian saya pun memohon kepada-Nya kesabaran dan ketenteraman.
Yang dapat saya simpulkan dari pembahasan ini adalah tentang satu realitas ilmiah, yaitu pentingnya menyiapkan diri dalam bersabar untuk hari datangnya ujian, karena kita semua mungkin sudah mengetahui apa itu sabar, apa saja jenis dan bentuknya, derajat-derajat manusia dalam bersabar, dan lain sebagainya, tapi pada akhirnya kita akan mengabaikan semua ini, dan hanya dapat menunggu kesabaran hakiki dalam hati pada waktu-waktu datangnya musibah, sehingga kesabaran itu sendiri yang akan menjelaskan dirinya dan menetap dalam jiwa kita sesuka hatinya.
والإنسان في هذه الأرض عبْدٌ ولا بدَّ، عبدٌ لله – عزَّ وجلَّ – وحده، أو عبد لغيره مِن العباد المسخَّرين مثله، أو عبدٌ لله -تعالى- ظالِمٌ لنفسه بإشراك غير الله في قلبه، أو في مقاصده، هذه حقيقة شرعية دلَّ عليها كتابُ الله -تعالى- وسُنة نبيِّه -صلَّى الله عليه وسلَّم- كما هي حقيقة مُشاهَدة في واقع الناس ودنيا صراعاتهم على مَرِّ الأزمان.
Manusia di dunia ini hanyalah seorang hamba, entah itu menjadi hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atau hamba bagi hamba lain sepertinya, atau juga hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala tapi dia menzalimi dirinya sendiri dengan menyekutukan-Nya dengan selain-Nya dalam hatinya atau orientasinya. Inilah hakikat syar’i yang ditegaskan dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, sekaligus sebagai hakikat yang dapat ditemukan dalam realitas hidup manusia dan medan perjuangan hidup mereka di sepanjang zaman.
وكما أن كون “العبد لله وحده” يحتاج لصبر يقطع به الطريق إلى الله -تعالى- وإلى الدار الآخرة، فكذلك كون “العبد لغير الله” يضطره للصبر على مرارة شهوات نفسه، ويضطره للصبر على مرارة متابعة الشيطان، وأوليائه من عُصَاة الإنس، وطواغيتهم المارقين عن الله -عزَّ وجلَّ- وعن منهجه في الأرض.
Sebagai “Hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala”, seseorang membutuhkan kesabaran dalam menempuh jalan menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan kehidupan akhirat. Demikian pula sebagai “Hamba selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala”, mau tidak mau juga pasti dipaksa untuk bersabar dalam menghadapi kepahitan syahwat jiwanya, kepahitan mengikuti setan dan bala tentaranya dari manusia-manusia pelaku maksiat dan thaghut yang berpaling dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan agamanya.
نَعَم، يصبر المؤمن صبرَ الشاكر، أو الراضي، أو غير السَّاخط، فتملأ السكينةُ قلْبَه، ثم هو يؤْجَر ويُثاب يوم اللقاء، ويصبر غيرُ المؤمن صبرَ مَن لا حيلة له إلا الصبر، وإن سخط قلبه، وملَّت نفْسُه، فيكون صبرُه بلاءً على بلائه.
Benar! Orang yang beriman akan bersabar dengan kesabaran orang yang penuh rasa syukur, penuh kerelaan, dan tanpa keluh kesah, sehingga kedamaian akan memenuhi hatinya, lalu mendapat pahala dan balasan baik pada Hari Kiamat. Sedangkan orang yang tidak beriman akan bersabar dengan kesabaran orang yang tidak punya pilihan lain selain bersabar, meskipun hatinya murka dan jiwanya tidak terima, sehingga kesabarannya menjadi musibah lain di atas musibahnya.
يصبر المؤمن على طاعة الله، وعلى أقدار الله، وبلائه المُتحتِّم عليه، ويصبر غير المؤمن على هوان نفسه، وذلَّتها في طاعة أسياده، ومتابعة أهوائه.
Orang beriman akan bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan dalam menjalani takdir-takdir Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan musibah yang menimpanya. Sedangkan orang yang tidak beriman terpaksa bersabar atas kerendahan dan kehinaan dirinya dalam menaati para tuannya dan menuruti hawa nafsunya.
فتحقَّقَ أن الصبر لازم على كلِّ أحد من الخلق في هذه الحياة، لكنه رِفْعة وعُلوٌّ لأقوام من المؤمنين، وذلَّة ومهانة لأقوام آخرين.
Dengan demikian, kesabaran memang pasti harus dijalani oleh setiap orang dalam kehidupan ini. Hanya saja, kesabaran akan menjadi ketinggian derajat bagi orang-orang yang beriman, dan menjadi kehinaan bagi selain mereka.
وإذا كان الله -تعالى- ذَكَر الصبر في أكثرَ مِن ثمانين موضعًا من كتابه العزيز؛ فإنما هذا لحاجة العباد إليه في دينهم ودنياهم، ولضعف نفوسهم كذلك عنه.
Ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan kata “Sabar” dalam 80 ayat lebih dalam Al-Qur’an, bermakna ini karena hamba-hamba-Nya sangat membutuhkan kesabaran dalam menjalankan agama mereka dan menjalani kehidupan mereka, juga karena jiwa mereka lemah dalam mengamalkannya.
وصبر المؤمن لا يتحقق للعبد إلا بعد الدُّربة عليه زمنًا طويلاً؛ لذا كان على العقلاء أن يَنظروا أين الصبْرُ في قلوبهم، وكيف يكون الصبر كما أراده الله -تعالى- وكلُّ هذا من الاستعداد قبل أن ينْزل يوم البلاء، فلا يجدون من العُدَّة ما يَفِي اللقاء، ولا مِن الزَّاد ما يكفي للسفر والمَسِير.
Kesabaran seperti kesabaran orang beriman tidak akan dapat terwujud kecuali setelah latihan panjang. Oleh sebab itu, orang yang berakal harus memperhatikan ada di mana kesabaran dalam hatinya dan bagaimana cara agar kesabarannya sesuai dengan yang diharapkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ini semua menjadi persiapan diri sebelum musibah benar-benar datang menghampirinya, karena jika tidak, maka bisa jadi dia tidak punya kesiapan yang memadai untuk melalui perjumpaan dengan musibah, dan bekal yang mencukupi untuk perjalanan melewati cobaan.
إذًا نحن بحاجة لتعلُّم الصبر عَمَليًّا، وبحاجة للاستعداد للبلاء بالصبر، وهذا كلُّه ليس بالأمر الهيِّن أو السهل، يقول ربُّنا – تبارك وتعالى -: ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴾ [البقرة: 153]، فأمَرَنا -تعالى- أن نستعين بالصبر؛ ليكون معنا -تعالى- بنُصْرتنا وتأييدنا، وتثبيتنا وترضيتنا، وإنزال السكينة علينا.
Kita perlu belajar sabar secara pengamalan, dan menyiapkan kesabaran saat musibah datang, dan ini semua bukan perkara mudah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kita untuk meminta pertolongan kepada-Nya melalui kesabaran, agar Dia menyertai kita dengan pertolongan dan penguatan, membuat kita teguh dan ridha, dan menurunkan ketenangan kepada kita.
والصبر يُتعلَّمُ ويُتدرَّب عليه، تمامًا كما يُتَعلَّم العِلم ويُتذاكَر، يقول – صلَّى الله عليه وسلَّم -: ((من يتصَبَّر يصبِّرْه الله))؛ متفق عليه من حديث أبي سعيد الخدري؛ أيْ: مَن يطلب ويستدعِ الصبرَ يجدْه، وهذا لا يكون إلا بالأسباب الجالبة له في قلوبنا وعلى جوارحنا.
Kesabaran harus dipelajari dan dilatih, persis seperti halnya ilmu yang harus dipelajari secara terus menerus. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
مَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللهُ
“Siapa yang berusaha untuk bersabar, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menjadikannya sabar.” (Diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Said Al-Khudri).
Yakni siapa yang mencari dan berusaha bersabar, maka dia pasti akan menemukannya. Namun, ini tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan faktor-faktor yang mendatangkan kesabaran dalam hati kita dan pada anggota badan kita.
خشن العيش طريق للصبر:
ونحن في زمن العجلة هذا، يَشقُّ علينا الصبر أكثر من أي زمن غيره؛ فإننا لم تُعوَّدْ نفوسُنا الصبرَ على أقلِّ شيء؛ إذْ طَغى التَّرَفُ والرَّغد على عيشنا الدنيوي طغيانًا عظيمًا، وفقَدْنا كلَّ مقوِّمات الصبر من خشن العيش وشَظَفِه، وكان لهذا أعظمُ الأثر في ضَعف تربيتنا على الصبر والعزيمة مِن صغرنا حتى كبرنا.
Kesulitan hidup adalah jalan pengantar menuju kesabaran
Pada zaman yang menuntut serba cepat ini, lebih sulit bagi kita untuk bersabar jika dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya, karena kita tidak membiasakan diri untuk bersabar bahkan pada perkara remeh sekalipun, karena kemewahan dan kesejahteraan hidup sudah banyak memenuhi kehidupan kita. Kita telah kehilangan semua faktor pembentuk kesabaran dari kesulitan dan kesempitan hidup. Inilah hal terbesar yang mempengaruhi lemahnya pembiasaan kita dalam bersabar dan tabah sedari kecil hingga dewasa.
لذا فمَن أراد أن يربِّي نفسه ومَن يعوله ويتولَّى تربيتَه على الصبر، فليستغْنِ عن بعض هذا التَّرف وهو قادر عليه، وليأخُذْ بالعزائم، وهذا من التدرُّب على الصبر؛ حتى إذا كان الإنسان منا في موطن الشدَّة ويوم البلاء، استقوى بما اعتاده من بعض العيش الشديد.
إننا في النهاية عبيدٌ لله -تعالى- غايتُنا الآخرةُ، وكلَّما قوِيَ هذا المعنى في قلوبنا هانت علينا الدنيا بكلِّ ما فيها، وكان همّنا غايتنا فحسْب.
Oleh sebab itu, siapa yang ingin mendidik jiwanya untuk bersabar, hendaklah dia melepaskan sedikit kehidupan mewahnya yang sebenarnya mampu dia rasakan, dan berusaha sabar atas itu. Ini adalah salah satu cara untuk melatih diri untuk bersabar, sehingga jika ada seseorang dari kita tertimpa kesulitan atau musibah, dirinya kuat menanggungnya karena telah terbiasa menanggung sebagian kesulitan hidup.
Pada akhirnya, kita semua adalah hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tujuan kita adalah akhirat. Semakin kuat definisi ini tertanam dalam hati kita, maka semakin remeh di pandangan kita dunia dan segala isinya, dan yang menjadi fokus kita hanyalah tujuan besar kita itu saja.
التدرُّب على الصبر بملازمة الطاعات:
الصبر لا يكون إلا على المكاره؛ أي: ما تَكْرهه النفْس ويشقُّ عليها، والنفس تملُّ المحافظة على فعْل الخيرات، كما تكره دوام ترك الشهوات المحرَّمة والملذَّات، وملازمةُ الطاعة قسم من أقسام الصبر، كما أنَّ ترْك المعصية قسْم من أقسامه، ومَن أَلزمَ نفسَه طاعة الله -تعالى- ومنعها حظوظ نفسها المحرَّمة، فقد اكتسب خلق الصبر.
Melatih kesabaran dengan konsisten menjalankan ketaatan
Kesabaran tidak akan terwujud kecuali pada hal-hal yang tidak disukai, yakni yang tidak disukai jiwa dan terasa berat untuk ditanggungnya. Jiwa manusia punya tabiat bosan untuk terus konsisten di atas ketaatan, sebagaimana ia juga tidak suka konsisten meninggalkan syahwat-syahwat yang diharamkan dan nikmat-nikmat.
Konsisten dalam ketaatan merupakan salah satu bentuk kesabaran, sebagaimana meninggalkan kemaksiatan juga demikian, sehingga barang siapa yang menetapkan dirinya di atas ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mencegahnya dari dorongan-dorongan hawa nafsu yang diharamkan, maka dia telah memiliki sifat sabar.
والنفس بطبيعتها تميل إلى التفلُّت وترك المسؤولية، وخِطامُ استقامتها التي تُقاد به نحو نجاتها وفلاحها الصبْرُ الذي تكتسبه في طريقها؛ مِن ملازمة ما تكرهه، وما يشقُّ عليها من أوامر ونواهٍ، شرعيَّة وقدَريَّة.
Sudah menjadi tabiat jiwa manusia juga untuk mangkir dan mengabaikan tanggung jawab. Sedangkan tali kendali untuk menjadikannya tetap di atas jalan kesuksesan dan keberhasilannya adalah kesabaran yang dapat dia bentuk selama dalam perjalanan itu, dengan konsisten menjalankan sesuatu yang tidak disukai dan terasa berat bagi hawa nafsu, berupa segala perintah dan larangan, dan segala ketetapan syariat dan takdir.
الاستعانة بالله على تحقيق الصبر قبل وقوع البلاء:
إذا كان الله -تعالى- أمرَنا أن نستعين بالصبر على مكاره النفس وما يشقُّ عليها، فإنه -تعالى- وحده مَن بيده مفاتيح الصبر، فلنستعِنْ به – عزَّ وجلَّ – في إلهامنا الصبر، وجعْلِه خُلقًا لنا نستعين به على مُلِمَّات الحياة ومواقع البلاء.
Memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk mewujudkan kesabaran dalam diri sebelum musibah itu benar-benar datang
Apabila Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kita untuk memohon pertolongan kepada-Nya dengan bersabar atas hal-hal yang tidak disukai dan terasa berat bagi hawa nafsu, maka hanya di tangan-Nya kunci-kunci kesabaran, sehingga kita harus memohon pertolongan kepada-Nya agar mengilhamkan rasa sabar kepada kita, dan menjadikannya sebagai sifat kita yang dapat menjadi penopang segala tuntutan kehidupan dan masa-masa turunnya bala.
والاستعانة بالله على تحلِّينا بالصبر ليست كلمةً تقال، أو تُقَرُّ هكذا دون تدبُّر لمقام الربِّ -تعالى- الغنِيِّ القوي العزيز، ودون فَهْم لمقام العبد الفقير، المحتاج لمولاه وسيِّدِه في كلِّ أحواله الدينية والدنيوية.
Permohonan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala agar menghiasi diri kita dengan kesabaran bukanlah sekedar kata-kata yang diucapkan atau diikrarkan begitu saja tanpa penghayatan terhadap kedudukan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Kaya, Maha Kuat, dan Maha Perkasa, juga tanpa penghayatan terhadap kedudukan hamba yang lemah, selalu butuh terhadap Tuhannya dalam segala urusan agama dan dunia.
فإذا تحقق في قلب العبد أنه فقير محتاج، وأن الله -تعالى- هو مأواه وركنه وجاره، دعاه واستعان به على قضاء حوائجه الدقيقة قبل الجليلة، حتى يصير الصبر خُلقًا ملازمًا للإنسان في كلِّ شؤونه وأحواله.
Apabila telah tertanam di hati seorang hamba bahwa dia makhluk yang lemah dan tidak berdaya, sedangkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah tempatnya berlindung, mengadu, dan memohon pertolongan, maka dia akan berdoa dan memohon pertolongan kepada-Nya dalam memenuhi segala kebutuhannya, bahkan pada kebutuhan-kebutuhan remeh, sehingga kesabaran menjadi sifat yang selalu menyertainya dalam setiap keadaan dan kondisi.
فاصبر إن العاقبة للمتقين:
أمر الله -عزَّ وجلَّ- عباده بالصبر، ووعدهم بأن العاقبة لهم، فقال: ﴿ فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ ﴾ [هود: 49]، والإنسان إذا استحضر قلبُه حسنَ المآل، هان عليه ما يَبذل في مقامه مِن جهد وتعب، وما ينتابه من مشقة وبلاء.
Bersabarlah karena kesudahan yang baik untuk orang-orang yang bertakwa
Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk bersabar dan menjanjikan bagi mereka balasan yang baik, Dia berfirman:
فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ
“Maka bersabarlah. Sesungguhnya kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Hud: 49).
Apabila hati seorang insan telah menyadari adanya kesudahan yang baik, maka akan terasa ringan usaha dan keletihan yang telah ia kerahkan untuk meraihnya, begitu juga terasa mudah kesulitan dan cobaan yang mungkin merintanginya.
وقد ابتُلي قبلَنا الصالحون ثُم كانت العاقبة لهم، وفي هذا خيرٌ مُعين لجلب الصبر وإن شقَّ تحمُّلُه على النفس، وكان مِن لطف الله بنا أنْ نوَّع البلاءَ في عباده الصالحين قبلنا، فنوح -عليه السلام- ابتُلي بالابن العاق، وأيوب -عليه السلام- بالمرض، ويعقوب -عليه السلام- بمفارقة المحبوب، وسليمان بالملك العظيم، وهكذا يستحضر العبدُ كلَّ هذا، حتى إذا كان يوم البلاء أحسَنَ التأسِّي بأنبياء الله والصالحين قبله، الذين جعل الله -تعالى- العاقبة لهم بصبرهم.
Orang-orang saleh sebelum kita telah mendapatkan ujian, dan pada akhirnya kesudahan yang baik mereka dapatkan. Ini merupakan penyemangat terbaik kita dalam bersabar, meskipun itu terasa berat bagi jiwa. Di antara bentuk kelembutan Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap kita, Dia memberi ujian yang beraneka ragam kepada orang-orang saleh sebelum kita, Nabi Nuh Alaihissalam diuji dengan anak yang durhaka, Nabi Ayyub Alaihissalam diuji dengan penyakit, Nabi Ya’qub Alaihissalam diuji dengan terpisah dari orang dicintai, Nabi Sulaiman Alaihissalam diuji dengan kerajaan yang besar, dan begitu seterusnya.
Ini semua agar seorang hamba senantiasa mengingatnya, agar ketika musibah datang, dia mengambil teladan terbaik dari para Nabi dan orang-orang saleh sebelumnya yang telah Allah Subhanahu Wa Ta’ala beri kesudahan yang baik untuk mereka.
نحن بحاجة لكي نعايش أنبياء الله -عليهم السلام- والصالحين قبْلنا؛ نعايش بلاءَهم مِن قُرب وكأننا هم، أو على الأقلِّ كأننا معهم، فنتصوَّر في شخص يعقوب – عليه السلام – وهو يعالج مَرارة فِراق يوسف – عليه السلامُ – السِّنينَ الطوَال، فيتحلَّى بالصبر الجميل الذي لا شكوى معه لمخلوق، ثم تكون العاقبة له في النهاية، ويتحقق له لقاء يوسف – عليهما السلام.
Suatu hal yang urgen bagi kita untuk hidup bersama kehidupan para Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan orang-orang saleh sebelum kita, merasakan dari dekat ujian mereka seakan-akan kita adalah mereka, atau paling tidak kita sedang bersama mereka, sehingga kita bisa memperoleh gambaran bagaimana pribadi Nabi Ya’qub Alaihissalam – yang ketika itu harus menelan pahitnya perpisahan dengan Nabi Yusuf Alaihissalam bertahun-tahun lamanya. Kemudian beliau bersabar dengan kesabaran indah yang tidak diiringi keluh kesah kepada makhluk, dan pada akhirnya kesudahan yang baik dikaruniakan kepadanya, dan perjumpaan dengan Nabi Yusuf Alaihissalam dapat terwujud baginya.
نسيان البلاء وترك التزوُّد له بالصبر، خطرٌ عظيم، خطر لا ندري متى يداهمنا؟ وماذا سيخلف فينا؟ فوجب الاستعداد قبل أن ينْزل البلاء.
والحمد لله ربِّ العالمين، وصلِّ اللهم وسلم على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه ومَن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
Kembalilah memulai
Lalai dari musibah dan tidak membekali diri dengan kesabaran merupakan bahaya besar, bahaya yang tidak kita ketahui kapan akan menimpa kita dan apa yang sedang menunggu kita, sehingga wajib bagi kita untuk menyiapkan diri sebelum musibah benar-benar turun.
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, dan kepada keluarga dan para sahabat beliau, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan sebaik-baiknya hingga Hari Kiamat.
Sumber:
Sumber artikel PDF
🔍 Umur Agama Islam, Suami Menolak Berhubungan, Solat Minta Hujan, Surat Maryam Buat Ibu Hamil, Amalan Khodam
Visited 8 times, 7 visit(s) today
Post Views: 3


News
Berita Teknologi
Berita Olahraga
Sports news
sports
Motivation
football prediction
technology
Berita Technologi
Berita Terkini
Tempat Wisata
News Flash
Football
Gaming
Game News
Gamers
Jasa Artikel
Jasa Backlink
Agen234
Agen234
Agen234
Resep
Download Film
Gaming center adalah sebuah tempat atau fasilitas yang menyediakan berbagai perangkat dan layanan untuk bermain video game, baik di PC, konsol, maupun mesin arcade. Gaming center ini bisa dikunjungi oleh siapa saja yang ingin bermain game secara individu atau bersama teman-teman. Beberapa gaming center juga sering digunakan sebagai lokasi turnamen game atau esports.
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.